Jumat, 25 April 2014

PROUD TO BE YOURSELF, WHATEVER YOU ARE

My task for presentation technique lecture. I used Lupita Nyong'o as my role mode. Whtvr, I felt, I had been fell at first attention by her :)

Lupita Amandi Nyong'o, credit: google.cocm
          Lupita Amondi Nyong’o atau yang dikenal sebagai Lupita Nyong’o melejit namanya setelah memenangi Piala Oscar 2014 sebagai Aktris Pemeran Pembantu Terbaik lewat film “12 Years a Slave”. Ia pernah merasa tidak percaya diri dengan kulit hitamnya. Ia mengaku, setiap pagi ia akan takut untuk pergi bercemin. Dan ia pernah berharap jika ketika ia bangun lalu bercermin. Kulitnya akan berubah menjadi putih. Lupita mengaku bahwa ia pernah berdoa kepada Tuhan untuk memberikan mukjizat untuknya agar kulitnya berubah menjadi putih seperti bintang-bintang televisi yang memiliki kulit terang. Bintang wanita yang cantik di televisi memang selalu digambarkan sebagai wanita yang berkulit putih bersinar dan bermabut hitam panjang dan hitam. Tentunya, hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi nyata wanita-wanita yang tidak memiliki kulit putih bersinar dan rambut panjang hitam legam, sama seperti yang dialami oleh Lupita yang merupakan keturunan Kenya-Meksiko yang berkulit hitam dan rambutnya yang keriting.



Sebagai pengakuan, penulis pun pernah merasakan krisis percaya diri yang disebabkan oleh hal serupa. Berbagai iklan di televisi dan majalah remaja yang menyuguhkan berbagai wanita yang berkulit putih berseri-seri dan membayangkan jika semua lelaki akan memilih wanita bertipe tersebut. Penulis memang berkulit sawo matang, walaupun tidak sehitam Lupita Nyong’o, dan hal tersebutlah yang menyebabkan rasa tidak percaya diri muncul dari saat masa peralihan remaja, dan mungkin beberapa waktu lalu. Penulis, pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Lupita Nyong’o, bercermin dan berharap keajaiban datang secara tiba-tiba merubah kulit yang agak hitam ini menjadi putih bersinar ala Maudi Ayundya di iklan Ponds. Penulis pun pernah mencoba berbagai produk kecantikan untuk merawat kulit ini, ya siapa tahu keajaiban itu datang. Hingga akhirnya penulis merasa tidak cocok dengan produk kecantikan tersebut, dan ketika mendapatkan kulit wajah yang putih, penulis juga merasa tidak cocok dengan kepribadian sebelumnya, dan tentunya merasa jauh lebih tidak seksi. Ya, kulit coklat atau sawo matang, menurut penulis merupakan kulit yang eksotis dan tidak membosankan. Sejak saat itu hingga sekarang, penulis merasa cukup percaya diri dan bersyukur memiliki kulit agak legam, dan merasa cukup bangga. Bahkan Lupita Nyong’o yang tanggal lahirnnya sama dengan penulis, 1 Maret dan selisih 10 tahun lebih tua ini, kini ia berusia 31 tahun, menjadikan role mode bagi penulis.

Lupita acted as Patsy at 12 Years a Slave, credit: google.com

Warna kulit, bukanlah menjadi penghalang bagi Lupita Nyong’o dan banyak wanita berkulit hitam lainnya untuk meraih mimpi-mimpinya. Terpenting adalah “something different can deverse the something big”. Prestasi Lupita Nyong’o bermain di film debutnya, “12 Years a Slave” sebagai Patsey seorang budak perempuan Afrika, memenangkan berbagai penghargaan di Amerika dan Afrika sebagai pendatang baru wanita terbaik dan puncaknya pada Academy Award kemarin mengalahkan aktris sekaliber Jennifer Lawrence dan Julia Roberts sebagai Aktris Pemeran Pembantu Terbaik. Perolehan award ini menjadikan Lupita sebagai artis kulit hitam keenam, juga sebagai aktris Afrika dan Meksiko pertama, sebagai aktris Kenya pertama yang berhasil memenangkan penghargaan tersebut. Lupita Nyong’o juga menjadi aktris ke 15 yang berhasil meraih Oscar dalam debut pertamanya di film. Keberhasilannya ini tidak lepas dari peran debutnya sebagai seorang budak wanita Afrika yang dijual-belikan oleh majikannya sendiri. Lupita pun beradu akting dengan aktor kenamaan kelas dunia seperti Brad Pritt.

Kulit hitam Lupita juga tidak menghalangi untuk memakai gaun-gaun indah ala putri raja dari rumah mode Prada. Bahkan Lupita dengan gaun biru muda ala Cinderela rancangan digadang-gadang sebagai penampilan terbaik di red carpet Oscar 2014. Ya, walaupun dengan kulitnya yang hitam, Lupita menjadi sangat menawan ketika gaun ala rakyat biasa dari negeri dongeng yang berhasil meraih mimpinya untuk menghadiri pesta dansa sang pangeran di Istana, filosofi gaun yang cukup pas dengan Lupita. Banyak pengamat mode yang menyatakan bahwa selera berpakaian Lupita adalah selera yang tinggi dan baik. 2014 ini, Lupita menjadi endors untuk kampanye Miu-Miu, muncul di beebrapa cover majalah mode seperti New York’s Spring Issue, UK Magazine Dazed & Confused, dan ia secara regular akan tampil di list berpakaian terbaik sejak autumn 2014 di Derek Blasberg Majalah Harper’s Bazaar.

Lupita Nyong’o lahir di Meksiko, dari ibu Dorothy dan ayah Peter Anyang Nyong’o, seorang profersor politik di Kenya. Ia dan keluarganya tinggal secara nomaden mengikuti pekerjaan ayahnya. Sebelum akhirnya ia tinggal di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Ia pun sempat tinggal di New York, lalu ia sempat menetap ke tanah nenek moyangnya di Kenya, lalu kembali lagi ke Meksiko. Keluarga Lupita merupakan keluarga yang mencerminkan seorang pegiat. Ibunya Dorothy Nyong’o adalah seorang manager di African Cancer Foundation, sedangkan Isis Nyong’o, sepupunya dinobatkan sebagai 20 wanita berpengaruh di Afrika versi Forbes. Kemampuan dan bakat berakting Lupita sudah terlihat dari kecil. Ia sering mengikuti pertunjukan teater semasa sekolah di Kenya. Saat usianya 14 tahun, ia memulai debut profesionalnya dalam berakting. Lupita berperan sebgai Juliet dalam Romeo and Juliet yang diproduksi oleh orang-orang teater Nairobi pada Phoenix Player. Namun, Whoopi Goldberg dan Oprah Winfrey dalam The Color Purpe lah yang menginsipirasinya untuk mencapai cita-citanya dalam karir acting profesionalnya.

Lupita with her Oscar, credit: google
Keseriusan Lupita dalam bidang perfilman memang ia jalani sepenuh hati, hal ini dapat dilihat dari gelar sarjana studi film dan teater yang diraih dari Hampshire College. Ia pun meraih Master of Fine Arts in Acting dari Yale School of Drama. Sebelum mendapat tawaran dari Steve McQueen untuk berperan dalam 12 Years a Slaves, Lupita merupakan pemain untuk beberapa film pendek dan serial drama televisi, seperti East River dan Shuga. Ia juga memproduksi satu film pendek yang menceritakan kaum albino di Kenya, berjudul In My Genes. Film pendek pertamanya ini berhasil memenangkan piala di Five College Film Festival. Ia juga memproduseri music video Little Things We Do dari Wahu dan Bobby Wine yang berhasil menjadi video music terbaik di Afrikan MTV Music Video Award. Tahun 2014 ini, Lupita akan kembali mengadu kemampuan beraktingnya dalam film Non-Stop.

Selain penghargaan atas hasil karya di belakang layar dan aktris pembantu terbaik Oscar 2014, Lupita pun memenangkan beberapa penghargaan film seperti Best Breakout Performance dalam African-American Film Association 2013, Best Supporting Actress dalam Golden Globe Award, dan lain sebagainya. Selain itu ia juga masuk dalam beberapa nominasi di berbagai ajang perfilman Amerika dan Afrika.

Lupita Nyong’o memang sangat menginspirasi penulis, terlebih dengan semangatnya yang tumbuh ketika ia jatuh dalam rasa kurang percaya dirinya. Manusia memang tidak ada yang sempurna, mereka diciptakan sesuai dengan apa yang digambarkan Tuhan. Jika seseorang merasa sempurna pasti ada celah di dalamnya yang kurang, maka dari itu sesama manusia harus saling melengkapi dan menghargai. Untuk tumbuh dalam kekurangan, haruslah mempunyai semangat yang luar biasa, agar kekurangan dapat tertutupi atau bahkan menjadi asset untuk meraih keberhasilan. Untuk mencapai hal tersebut maka di perlukan kemampuan yang mumpuni. Kemampuan yang mumpuni bukanlah magic atau hal yang tba-tiba datang. Seperti Lupita Nyong’o, keinginannya yang kuat dalam bidang perfilman membuatnya belajar lebih giat untuk mencapai cita-citanya. Kemampuannya bahkan tidak sekadar bakat, tetapi juga diolah dan diasah dengan sekolah. Niatnya begitu besar, sehingga gelar sarjana dan master diperoleh di bidang acting dan perfilman. Lupita juga mencintai apa yang dikerjakannya, sehingga ia sangat enjoy menjalani kuliahnya di bidang acting.

Ia yang dulunya minder dengan kulit hitamnya dan berharap agar keajaiban datang untuk memutihkan kulitnya, gegara bintang-bintang televisi yang memiliki kulit putih sempurna. Sekarang membuktikan bahwa kulit hitamnya pun dapat menjadikan dirinya lebih menawan ketimbang bintang televisi berkulit putih yang ia tonton dahulu. Ia karena kemampuannya bersinar seperti bintang, ia adalah mutiara hitam yang sinarnya tak lekang karena warnanya saja. Bahkan, rumah mode dan designer terkenal terkesima atas selera fashionnya. Proud to be yourself, whatever you are. Hard Work, Play Hard. Moreover, work it, passionately.

Referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Lupita_Nyong'o

http://en.wikipedia.org/wiki/12_Years_a_Slave_(film)

http://lupita-nyongo.com/lupita-section/biography/

Dirgapradja, S. (2014, March 3). 10 Selebritis dengan Gaun Pesta Terbaik di Oscar 2014. Retrieved April 20, 2014, from Fimela.com: http://www.fimela.com/read/2014/03/03/10-selebriti-dengan-gaun-pesta-terbaik-di-oscars-2014,

Maullana, I. (2014, January 17). Ini Daftar Lengkap Nomine Oscar 2014. Retrieved April 20, 2014, from Kompas.com: http://entertainment.kompas.com/read/2014/01/17/1004538/Ini.Daftar.Lengkap.Nomine.Oscar.2014

Seleb!, T. (2014, March 6). Lupita Nyong'o Tak Pernah Pede Berkulit Hitam. Retrieved April 20, 2014, from http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/219559923/Lupita-Nyongo-Pernah-Tak-Pede-Berkulit-Hitam,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar